Mengenal Ayam Hutan Hijau

Unggas ~ Unggas Hutan Hijau (Gallus varius) sangat indah, bulu-bulu hitam pada tubuhnya bercampur dengan warna hijau cerah, dan bagian atasnya berwarna kuning. Kemudi panjang melengkung, bulu hitam, jumlah 16. Bulu kecil di leher, merah-kuning. Tubuh ayam hutan hijau lebih kecil dari ayam hutan merah.

Perbedaan mencolok lainnya antara hutan merah dan hutan hijau adalah bentuk sisir dan jarumnya. Ayam hutan hijau memiliki jengger bulat, halus di tepi dan tanpa gigi, dan hanya satu jari. Meskipun unggas hutan merah memiliki jambul bergerigi, mereka memiliki dua daun telinga. Saluran tunggal ini terletak di tengah kerongkongan.


Habitat ayam hutan hijau adalah tepi hutan atau hutan dataran rendah terbuka. Ayam hutan hijau jarang ditemukan di hutan dan gurun di daerah pegunungan. Ayam Hutan Hijau sangat gesit, gesit dan sulit ditangkap.

Ayam hutan hijau bersarang di tanah. Sarang biasanya disembunyikan di semak-semak. Bahan sarang terbuat dari rumput dan ranting. Maksimal 5 butir telur. Telur menetas setelah 3 minggu inkubasi. Anak anjing berbulu, putih dan kuning. Bayi-bayi kecil ini sudah berlari dengan kecepatan tinggi setelah penembak beberapa jam kemudian.

Di hutan, hutan hijau memakan berbagai biji, daun, serangga, dan hewan kecil lainnya. Di Kangean, ayam hutan hijau banyak dicari oleh masyarakat untuk disilangkan dengan ayam lokal dan nantinya (jika berhasil) akan menghasilkan ayam Bekisar. Di Jawa Barat, burung hutan hijau ini lebih dikenal dengan sebutan Kanhegar. Kisaran hutan hijau sangat terbatas. Hanya terdapat di pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba dan Alor.

Ayam hutan hijau jantan dewasa memiliki panjang 700 mm dan betina 400 mm. Ayam Hutan Hijau betina memiliki bulu dada berwarna kuning pucat. Sayap menutupi membentuk garis-garis kuning-hitam. Pembiakan berlangsung dari Maret hingga Juli. Tidak ada lima telur selama musim kawin. Mereka dapat berkembang biak dengan baik di iklim panas dan kering.

Referensi. Pencarian Google
LihatTutupKomentar