Unggas ~ Penyakit ini disebut juga pullorosis atau salmonellosis. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella pulloum. Karena feses ayam yang terinfeksi menjadi encer dan berwarna putih berkapur, maka disebut feses. Sifat penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada anak ayam umur tiga bulan.
Pada tahun 1950, feses berkapur dilaporkan menginfeksi burung di pulau Jawa. Sekarang penyakit ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Penyakit dengan nama berbeda - bintik putih - dapat menyerang ayam domestik dari anak ayam hingga dewasa. Ayam yang terinfeksi penyakit ini biasanya tidak berumur panjang. Pada saat yang sama, ayam yang terkena kotoran kapur, tetapi tidak mati, dapat menjadi pembawa penyakit.
Kotoran jeruk nipis adalah penyakit menular yang sangat berbahaya. Gejala khusus adalah kematian anak ayam yang baru menetas atau baru menetas. Kematian ini biasanya terjadi secara berurutan tanpa alasan yang jelas. Sebelum mati, anak-anak ayam tampak lesu, kurang nafsu makan, merangkak di bawah cahaya dan meringkuk bersama, seolah-olah membeku, membungkuk, mengantuk, pucat, dengan bulu rontok dan sayap diturunkan. Namun, gejala yang paling penting adalah diare konstan pada anak ayam.
Kotoran ayam encer, berlendir, berwarna putih berkapur, berbusa. Sekresi ini juga menempel pada rambut di sekitar anus dan sulit dihilangkan setelah dikeringkan. Karena fesesnya berwarna putih, sebagian orang menyebutnya disentri bakteri atau diare putih. Ayam dewasa jarang terkena penyakit ini. Kalaupun ada, biasanya tidak serius, dan paling-paling, produksi telur akan berkurang dan daya tetas akan buruk. Penyakit ini dapat ditularkan melalui beberapa cara.
Ini termasuk orang tua yang sakit dengan pullorosis, kontak langsung dengan anak ayam yang sakit, peralatan kandang atau pakan yang terkontaminasi Salmonella pullorum atau pengunjung kandang, dan hewan pembawa penyakit lainnya seperti burung dan tikus. Ayam pembawa juga sering terkena penyakit Lyme karena penyakit ini bersifat turun temurun. Upaya pencegahan penyakit kerak kapur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Kebersihan kandang dan inkubator perlu dijaga, membersihkan kotak dan kandang kosong secara berkala. Semprot inkubator dengan larutan klorin (1:1000), larutan kuinosol (1:1000), biosida (17 ml dicampur dengan 10 liter air) atau antiseptik lainnya sebelum dan sesudah menggunakan inkubator.
- Semua bagian kandang harus ditaburi kapur. Persediaan sel dicuci dan dikeringkan setiap hari. Kotoran ayam dibuang setiap hari.
- Cegah hewan liar seperti tikus, kucing atau burung memasuki peternakan.
- Telur untuk inkubasi harus dari orang tua yang sehat. Telur yang belum menetas harus dikubur sedalam mungkin.
- Ayam yang sakit harus dipisahkan dari yang lain. Jika Anda menemukan ayam yang mati, segera bakar atau kubur sedalam mungkin.
- Cacing ayam Anda secara teratur. Tambahkan obat ke air minum ayam untuk mencegah penyakit jeruk nipis.
Antibiotik Neoterramycin 25 Soluble Powder dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kematian ayam yang terkena pullor. Dosis 2 g dicampur dengan 1 liter air minum. Antibiotik ini diresepkan selama 3-5 hari. Sedangkan obat feses berwarna putih diberikan sesuai kebutuhan. Cara pemberian tergantung pada beratnya penyakit: jika penyakitnya ringan dicampur dengan air minum, jika penyakitnya sedang diberikan infus atau jika penyakitnya parah diberikan secara intravena.
Sumber: Broyler oleh Ir. Pergi ke Iswant