Unggas ~ Tahap pemeliharaan telur sangat penting dalam peternakan unggas intensif. Penetasan telur tidak lagi terjadi secara alami melalui inkubasi reproduktif, tetapi dengan bantuan inkubator. Secara umum disarankan menggunakan inkubator elektrik dengan kapasitas 400-500 butir telur per 100 ekor.
Suhu ideal dalam inkubator adalah 38,5-39 derajat Celcius. Dalam proses penetasan perlu menjaga suhu di dalam inkubator agar stabil. Termostat digunakan untuk mengatur suhu di dalam inkubator. Komponen termostat akan secara otomatis mematikan lampu di inkubator ketika suhu melebihi 39 derajat Celcius. Namun, ketika kecepatan inkubator kembali normal, lampu akan menyala kembali secara otomatis.
Suhu ideal dalam inkubator adalah 38,5-39 derajat Celcius. Dalam proses penetasan perlu menjaga suhu di dalam inkubator agar stabil. Termostat digunakan untuk mengatur suhu di dalam inkubator. Komponen termostat akan secara otomatis mematikan lampu di inkubator ketika suhu melebihi 39 derajat Celcius. Namun, ketika kecepatan inkubator kembali normal, lampu akan menyala kembali secara otomatis.
Asap telur
Sebelum masuk inkubator, telur harus difumigasi (dibakar) dengan KMnO4 dan formalin. Fumigasi bertujuan untuk menghilangkan bakteri atau jamur yang ada pada kulit telur. Pengasapan sebaiknya dilakukan di ruangan tertutup agar gas tidak menguap. Metode umum fumigasi:
- Dimensi volume ruangan (panjang x lebar x tinggi)
- Pasang semua lubang di ruangan.
- Setiap ruangan dengan volume 2,8 m3 membutuhkan 20 g KMnO4 dan 40 cm3 formalin.
- Tempatkan KMnO4 dalam wadah khusus dan masuk ke ruang fumigasi.
- Tuang perlahan formalin ke dalam wadah KMnO4.
- Merokok selama 10 menit.
Balik atau balik telur
Saat menetas dengan inkubator, telur harus sering diputar atau diputar. Tujuan membalik telur:
- Telur dipanaskan secara merata.
- Embrio tidak menempel pada kulit telur atau cangkang selama fase awal inkubasi.
- Kuning telur tidak menempel pada selaput yang menutupi bayi, terutama pada fase pertumbuhan bayi sebelum menetas.
Jika kondisi panas tidak merata, dapat mematikan potensi DOC. Putar telur dalam inkubator tiga kali sehari, pagi, siang dan sore. Saat Anda membalik telur, lakukan perlahan. Usahakan untuk tidak menimbulkan suara apapun agar telur tidak retak dan pecah, serta isinya tidak goyang. Karena itu, proses perkembangan embrio tidak terganggu.
Menjaga kelembaban rumah kaca
Dalam proses penetasan perlu menjaga kelembaban di dalam inkubator agar suhunya stabil. Pada suhu yang stabil, proses pengumpulan telur tidak akan terganggu. Suhu yang stabil juga dapat mencegah bohlam mudah pecah. Salah satu cara untuk menjaga kelembapan adalah dengan menempatkan nampan plastik berisi air di bawah panggangan tempat telur diletakkan. Di dalam baki terdapat kipas kecil berukuran 15x15 cm (sering digunakan sebagai pendingin komputer atau VCD) yang bekerja sepanjang hari.
Pengamatan telur
Perbedaan antara telur yang dibuahi (dengan embrio) dan telur steril (tanpa embrio) dapat dilihat hanya tiga hari setelah telur ditempatkan di inkubator. Untuk melihatnya, Anda bisa menggunakan teleskop sederhana buatan sendiri. Jaringan pembuluh darah dapat dilihat pada sel telur janin. Pada saat yang sama, pembuluh darah pada telur steril adalah linier, terkadang pembuluh lanskap (steril) tidak terdeteksi. Telur fertil dapat dikembalikan ke tempat penetasan, dan telur steril dapat digunakan sebagai telur konsumen.
Sumber: Ayam broiler IR. Ayo Isvanto