Unggas ~ Avian influenza atau flu burung adalah jenis unggas yang relatif baru. Penyakit ini terjadi di Indonesia pada awal tahun 2000. Flu burung telah memporak-porandakan industri perunggasan Indonesia. Banyak peternakan yang gagal karena penyakit ini. Peternak unggas harus berhati-hati untuk mencegah penyakit berbahaya ini. Karena kematian bisa mencapai 100%.
Avian influenza (AI) disebabkan oleh virus yang tergolong orthomyxovirus. Ada tiga jenis dalam kelompok virus ini, A, B dan C. Virus yang menyebabkan flu burung mempengaruhi sistem pernapasan atau saraf. Virus ini bisa bertahan selama empat hari pada suhu 22 derajat Celcius. Sementara itu, itu bertahan hingga 30 hari pada 0 ° C. Namun, pada suhu 80 derajat Celcius, virus ini bisa mati dalam hitungan menit.
Burung yang terinfeksi flu burung memiliki gejala yang sangat spesifik, tetapi tingkat penyebarannya tergantung pada umur dan spesies burung yang terinfeksi. Serangan akut ditandai dengan gejala pernapasan seperti batuk, bersin, dan sinusitis. Gejala lain seperti mata berair, lemas, diare dan gelisah. Ketika unggas terinfeksi unggas kolera atau colibacillosis, serangan menjadi lebih parah.
Penularan virus terjadi ketika unggas yang terinfeksi mengeluarkan virus melalui air liur atau kelenjar ludah, saluran pernapasan, konjungtiva, atau kotoran ayam. Penyebaran penyakit ini juga dapat terjadi melalui kontak langsung antara ayam yang sakit dan yang sehat. Penyebaran tidak langsung dapat terjadi melalui virus di udara atau di feses.
Penularan penyakit ini juga dapat terjadi melalui peralatan kandang, makanan, dan air minum yang terkontaminasi virus flu burung. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur, menjaga kebersihan kandang dan menghindari masuk dan keluar pekarangan. Sementara itu, upaya pencegahan meliputi isolasi kandang, pembakaran ayam terinfeksi, dan pengasapan kandang.
Sumber: Ayam pedaging oleh Ir.Hadi Ichwanto